Sumber Gambar: Freepik

Dalam dunia properti, memahami cara menghitung beban penyusutan aset tetap menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan. Perhitungan yang akurat akan membantu pemilik properti dalam menyusun laporan keuangan yang transparan dan mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat.

Meski terdengar teknis, sebenarnya cara menghitung beban penyusutan bisa dilakukan dengan mudah jika Anda memahami metode dan komponennya. Oleh karena itu, Sobat Propertek dapat simak artikel ini untuk mengetahui apa itu beban penyusutan aset dan rumus menghitung beban penyusutan aset tetap dengan praktis dan akurat.

Ringkasan

  • Pendanaan startup dapat berasal dari berbagai sumber, mulai dari bootstrap yang mengandalkan dana pribadi hingga crowdfunding yang melibatkan kontribusi masyarakat luas melalui platform digital.
  • Jenis investor seperti angel investor dan venture capital tak hanya memberikan modal, tetapi juga dukungan strategis seperti mentoring, jaringan bisnis, dan pengalaman industri.
  • Inkubator dan akselerator berperan penting dalam tahap awal pertumbuhan startup, dengan menyediakan pelatihan, pendampingan intensif, hingga akses ke investor dan pasar.

Apa itu Beban Penyusutan Aset Tetap?

Beban penyusutan adalah pengurangan nilai suatu barang atau aset yang terjadi akibat penggunaan atau berjalannya waktu. Dalam laporan keuangan, nilai suatu aset umumnya dicatat dengan mengurangi harga perolehan awalnya dengan jumlah penyusutan yang telah terjadi selama masa penggunaannya.

Penyusutan ini diterapkan pada aset berumur panjang seperti fasilitas kendaraan, mesin, atau peralatan yang digunakan lebih dari satu tahun. Setiap tahun, sebagian nilai aset dialokasikan sebagai beban penyusutan, sedangkan akumulasi penyusutan menunjukkan total nilai yang telah disusutkan sejak aset tersebut mulai digunakan.

Bagaimana Cara Menghitung Beban Penyusutan Tetap?

Sumber Gambar: Freepik

Metode garis lurus dalam perhitungan beban penyusutan digunakan untuk menghitung penurunan nilai aset secara merata setiap periode selama masa manfaatnya.

Rumus menghitung beban penyusutan adalah (Harga perolehan aset – Nilai residu) ÷ Umur ekonomis aset.

Contohnya, sebuah perusahaan membeli laptop untuk operasional kantor seharga Rp 20 juta, dengan nilai residu sebesar Rp 2 juta, dan umur penggunaan diperkirakan selama 4 tahun. Maka perhitungan beban penyusutannya adalah (20 juta – 2 juta) ÷ 4 = Rp 4,5 juta. Artinya, biaya penyusutan laptop tersebut setiap tahun sebesar Rp 4,5 juta.

Kesimpulan

Menghitung beban penyusutan aset tetap dengan tepat sangat penting untuk mencerminkan nilai aset yang realistis dalam laporan keuangan. Proses ini membantu perusahaan mengetahui sejauh mana aset telah digunakan dan berapa biaya yang harus dicatat setiap periode. 

Namun, menghitung penyusutan secara manual bisa menyita waktu dan berisiko terjadi kesalahan. Sistem akuntansi dapat mempercepat proses pencatatan penyusutan, menjaga konsistensi data, dan menghindari kekeliruan yang dapat berdampak pada laporan keuangan secara keseluruhan.

Propertek hadir sebagai solusi tepat dengan modul akuntansi terintegrasi yang memudahkan perhitungan beban penyusutan secara otomatis dan akurat. Dengan Propertek, semua data aset dan masa manfaatnya dapat tercatat dengan rapi dan transparan.

FAQ

Beban penyusutan adalah nilai penurunan aset yang dicatat per periode, sedangkan akumulasi penyusutan adalah total nilai penyusutan yang telah dikumpulkan sejak aset mulai digunakan.

Aset tetap seperti tanah umumnya tidak mengalami penyusutan karena tidak memiliki umur manfaat terbatas, berbeda dengan bangunan, mesin, atau kendaraan.

Propertek menyediakan modul akuntansi untuk mencatat dan menghitung penyusutan secara otomatis dan akurat sesuai masa manfaat aset.

Leave a Comment

Member of Nusatek.id

Copyright © 2020 Design by Propertek